Rabu, 22 Juni 2011

Asuransi Kami bagian I

Sekarang mama akan bercerita sedikit tentang masalah asuransi. Sekarang mama lagi heboh mencari informasi tentang asuransi. Jadi harus keburu kelar sebelum semangat mama padam. Seperti yang sering dibilang papa, semangat mama ini seperti istilah 'hangat-hangat tahi ayam'.

Sepertinya istilah mencari asuransi kurang tepat, karena bisa berarti mencari dalam arti baru. Padahal kami sekeluarga sudah punya 3 asuransi. Dan tiga2nya Unit Link (UL).

Sebenarnya zaman dahulu mama sudah mengerti tentang betapa "MAHAL" dan "RUGI"nya asuransi ini (UL). Tapi kenapa mama masih bisa ikutan bukan cuma 1 tapi ada 3 asuransi UL. Hebat juga ya, 3 bok, kebayang ga sih ruginya?


Mama ini udah tergolong keren loh, masih muda udah kepikiran tentang asuransi dan masa depan (ciehhh bahasanya). Asuransi pertama yang kami punya adalah yang punya mama (mama emang keren). Mama dulu cukup melek jg tentang pentingnya asuransi. Ini karena opung boru (nenek) Ocha alias mamaku sendiri.

Opung doli (kakek) Ocha dulu waktu masih hidup diikutkan ke dalam asuransi jiwa di B*** P****. Waktu opung doli (kakek) Ocha meninggal ada duit santunan yang diberikan kepada opung boru (nenek) Ocha. Sebenarnya mama ga tau juga kalo ga diminta tolong untuk bantuin cairin dananya. Waktu itu ada masalah dengan pencairan dananya. Ga tau ada masalah apa di cabang Tebing Tinggi sana (kayaknya P. Siantar sih), akhirnya masalah pencairan bisa diselesaikan dengan campur tangan mama dengan menghubungi pihak B* di Jakarta sini (ciehhhh, sekali lagi mama emang keren). Tapi urusannya emang ribet banget dan banyak buang2 pulsa. Sebal juga sih.

Walau bagaimanapun, akhirnya duitnya keluar dan ada peninggalan untuk keluarga. Ini yang membuat mama berpikir dan peduli pada asuransi. Semua sudah pasti mati tapi apa yang akan ditinggalkan untuk keluarga? Yang mati sih kagak peduli tapi bagaimana dengan keluarganya? Apalagi kalo ada tanggungan dan utang segala.

Dan kebetulan juga waktu itu di kantor mama ada kasi (kepala seksi) yang bekerja sambilan sebagai agen asuransi Pru*****. Dan beliau sering menginformasikan produk ini kepada mama. Dan mama mulai sangat tertarik. Tapi belum punya uang jadi belum ikut. Dan waktu kantor mama sudah modern akhirnya mama memutuskan untuk ikut serta. Tapi tidak dengan kasi yang tadi karena sudah modern jadi ga sempat bertindak sebagai agen.

Karena mama sering baca internet, sebenarnya dari awal juga sudah tau bahwa UL itu mahal dsb. Tapi informasinya belum segencar sekarang ini, mama juga bingung banget masalah reksa dana itu. Cari dimana? Dulu kayaknya belum ada cara beli online (ga pernah nemu soalnya). Kalo beli harus ke bank (skrng jg kayaknya masih sama sih) dan katanya harus faks segala macam. Pokoknya waktu itu malas banget deh, kesannya ribet bgt. Dan mama kan malas disuruh kemana2 gt. Dan kalo ikut asuransi murni/tradisional katanya hangus, padahal semua asuransi emang hangus ya? Akhirnya setuju masuk Pru***. Ga pake kemana2 dan yang penting ada asuransinya. Ini yang dulu jadi poin penting dalam keikutsertaan dalam UL.

Dulu itu ikut tahun 2007 (waktu itu mama masih berumur 24tahun). Masih muda kan? Selain itu yang jadi iming2nya adalah asuransinya tidak akan hangus malah ada tabungannya. Asyik kan (sekarang tau menyesal bgt). Sebenarnya agennya juga ga begitu paham sepertinya dengan produk yang dia jual (baru di Pru, sebelumnya jualan buku). Ditanya apa2 gt agak gagok (bener ga sih nulisnya) dan sering terbata2 jelasinnya. Mama juga ga paham2 banget masalah asuransi, klop deh dengan agen yang rada bloon. Berhubung mama ga mau ribet ya sudah pasrah saja walau kurang sreg. Ada 2 poin kekecewaan terdalam mama di asuransi ini (apa mama bilang agennya aja yang mengecewakan ya?):
1. mama dibilang masuk dalam kategori pekerja nomor 2 (yang tidak banyak berada di ruangan, seperti : sales, dsb) alasannya karena mama harus ke kantor, naik kendaraan jadi ada resiko kecelakaan (kalo yang nomor 1 itu harus kayak ibu rumah tangga, stay at home dan ga kemana2). Capek deh.... waktu itu mama hooh aja karena emang ga ngerti dan masih muda jg. Sekarang mama baca2 lagi dan dibandingin punya Ocha yang menjadi penanggungnya papa (di polis papa ditulis nomor 1, mama sebel bgtttt huh, ini akan mama bicarakan dgn agen mama)

2. mama dimasukkan 100% di manage fund, padahal sudah jelas2 dibilang buat jangka panjang untuk sekolah anak. Ini yang milih agennya lagi. Ck...Ck...tanpa konsultasi pada mama. Malah mama ga tau sama sekali tentang pilihan ini. Ketahuan waktu temen mama nanya, dananya pilih dimasukin kemana? Mama sampe bengong? Emang ada pilihan? Waktu sekarang mama baca emang ada. Mama waktu itu ga mau susah2 bacanya karena polisnya tebel bgt dan ga dijelasin yang mana yang harus jadi perhatian utama. Ya sudahlah. Sekarang mama lebih mengerti dan mama akan mengubahnya jadi saham semuanya. Dulu perhatiannya adalah yang penting punya dulu.

 Karena semuanya itu sebenarnya mama agak malas sih punya asuransi apalagi dengan agen yang sama sekali ga mendukung (sepertinya sekarang agennya lebih expert). Tapi mama udah ngebet banget pengen punya dari pada ga ada. Dan semua ketauan setelah mama tanda tangan. Please deh ah. Salah mama juga sih kenapa mama BODOH. Tapi tugas seorang agenlah untuk memberikan pendidikan tentang asuransi kepada kliennya. Aduh nulis ini mama jadi emosi lagi. Ntar disambung lagi tentang punya Ocha dan Papa.







Mau liat bukti lainnya??? Klik aja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar